Jumat, 10 Januari 2014

Tanah Toraja

TANAH TORAJA Kata TANA TORAJA baru dikenal sejak Abad ke-17 yaitu sejak daerah ini mengadakan hubungan dengan beberapa tetangga di daerah Bugis: Bone, Sidenreng dan Luwu. Tana Toraja merupakan salah satu daya tarik wisata Indonesia, dihuni oleh Suku Toraja yang mendiami daerah pegunungan dan mempertahankan gaya hidup yang khas dan masih menunjukkan gaya hidup Austronesia yang asli dan mirip dengan budaya Nias. Daerah ini merupakan salah satu obyek wisata di Sulawesi Selatan.Tana Toraja adalah salah satu tempat konservasi peradaban budaya PROTO MELAYU AUSTRONESIA yang masih terawat hingga kini. Kebudayaan adat istiadat, seni musik, seni tari, seni sastra lisan, bahasa, rumah, ukiran, tenunan dan kuliner yang masih sangat Tradisional, membuat Pemerintah Indonesia mengupayakan agar Tana Toraja bisa dikenal di dunia Internasional, salah satunya adalah mencalonkan Tana Toraja ke UNESCO untuk menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 2009.
Tanah toraja memiliki keunikan yakni fenomena mayat berjalan.Fenomena Mayat berjalan tidak hanya menjadi sebuah cerita legenda belaka dari Toraja untuk generasi muda sekarang ini tetapi kisah nyata itu pun dari ratusan tahun yg lalu telah muncul kembali di Toraja, Berikut ini cerita seorang blogger, pengalamannya menyaksikan mayat berjalan.Sebagai orang Toraja asli.
Cerita mayat berjalan sudah ada sejak dahulu kala. ratusan tahun yang lalu konon terjadi perang saudara di Tana toraja yakni orang Toraja Barat berperang melawan orang Toraja Timur. dalam peperangan tersebut orang Toraja Barat kalah telak karena sebagian besar dari mereka tewas, tetapi pada saat akan pulang ke kampung mereka seluruh mayat orang Toraja Barat berjalan, sedangkan orang Toraja Timur walaupun hanya sedikit yang tewas tetapi mereka menggotong mayat saudara mereka yang mati, karena kejadian tersebut maka peperangan tersebut dianggap seri. pada keturunan selanjutnya orang-orang Toraja sering menguburkan mayatnya dengan cara mayat tersebut berjalan sendiri ke liang kuburnya. Di Tanah toraja jasad orang yang meninggal dunia harus tetap dimuliakan, meski itu hanya tinggal tulang belulangnya. Di Toraja sendiri ada suatu ada upacara yang dinamakan itual Ma`nene juga dimaknai sebagai perekat kekerabatan di antara mereka. Bahkan Ma`nene menjadi aturan adat yang tak tertulis yang selalu dipatuhi setiap warga. Ketika salah satu pasangan suami istri meninggal dunia, maka pasangan yang ditinggal mati tak boleh kimpoi lagi sebelum mengadakan Ma`nene. Mereka menganggap sebelum melaksanakan ritual Ma`nene status mereka masih dianggap pasangan suami istri yang sah. Tapi, jika sudah melakukan Ma`nene, maka pasangan yang masih hidup dianggap sudah bujangan dan berhak untuk kimpoi lagi.
Kuburan Bukit Tanah Toraja
Meski warga Baruppu termasuk suku Toraja. Tapi, ritual Ma`nene yang dilakukan setiap tahun sekali ini adalah satu-satunya warisan leluhur yang masih dipertahankan secara rutin hingga kini. Kesetiaan mereka terhadap amanah leluhur melekat pada setiap warga desa. Penduduk Baruppu percaya jika ketentuan adat yang diwariskan dilanggar maka akan datang musibah yang melanda seisi desa. Misalnya, gagal panen atau salah satu keluarga akan menderita sakit berkepanjangan.
Tradisi yang sangat unik ini bukan tradisi yang murah untuk di selengarakan, pihak keluarga yang sanak saudara nya meninggal yang ingin melaksanakan upacara ini, sebagian besar masyarakat sana menabung untuk merayakan upacara kematian.
inilah kisah tanah toraja Anda Berminat untuk mengunjungi Toraja ? Siap-siap lah anda tercenggang ketika melihat mayat berjalan :)

Jumat, 22 November 2013

Perjalanan menuju semeru

Gunung Semeru termasuk Gunung berapi dan gunung yang tingginya 3.676 mdpl atau tertinggi di Pulau Jawa, Indonesia. Gunung Semeru memiliki puncak yang biasa disebut Puncak Mahameru, lokasi ini juga menjadi lokasi pendakian favorit setiap tahunnya oleh para Pecinta Alam atau Wisatawan lainya, adapun legenda Gunung Semeru, gas beracun di gunung semeru yang biasa di sebut wedhus gembel yang diartikan dalam bahasa Jawa Kambing Gimbal, gas beracun ini tertiup angin mengarah ke Puncak Mahameru dan ke arah jalur pendaki maka diwaktu siang hari pendaki tidak boleh berada di puncak pada saat siang hari. Dan juga disarankan untuk tidak mendekati Kawah Jonggring Saloko juga tidak mendaki dari selatan Akibat adanya gas itu dan aliran lahar di gunung semeru. Jalur pandakian Gunung Semeru.Waktu yang dibutuhkan untuk mendaki Gunung Semeru PP (pulang pergi) yaitu diperkirakan 4 hari 3 malam.tapi pada saat saya waktu pendakian dan penurunan di persingkat menjadi hanya 3hari 2 malam, Dari Jakarta saya menaiki kereta matarmaja di station senen dan menempuh waktu sekitar 15 jam untuk sampai ke kota Malang, setelah sampai saya dan teman2 saya di jemput oleh agent tour pendaki gunung semeru di depan station malang,
dari station Kota Malang kita menuju Desa Tumpang dengan mengunakan bis kecil yg biasa di pakai sebagai angkutan umum menuju Danau Ranu pani yg merupakan tempat Memulai pendakian gunung semeru
karena saya dan teman2 saya mengunakan jasa tour agent, say dan teman2 tidak membayar segala uang masuk apapun ke tempat wisata dan otomatis saya kurang tau berapa rincian biaya masuk ke tempat wisata dan segala macam administrasi tempat wisata Taman Nasional Bromo Tengger.perjalanan berawal dari sini dan memulalui jalan landai, menyusuri lereng bukit yang didominasi dengan tumbuhan alang-alang. Tidak ada tanda penunjuk arah jalan, tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100m, kita ikuti saja tanda ini. Banyak terdapat pohon tumbang, dan ranting-ranting diatas kepala, sehingga kita harus sering merundukkan kepala, tas keril yang tinggi sangat tidak nyaman. Setelah berjalan sekitar 5 Km menyusuri lereng bukit yang banyak ditumbuhi Edelweis, kita akan sampai di Watu Rejeng. Kita akan melihat batu terjal yang sangat indah. Kita saksikan pemandangan yang sangat indah ke arah lembah dan bukit-bukit, yang ditumbuhi hutan cemara dan pinus. Kadang kala kita dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak semeru. Untuk menuju Ranu Kumbolo kita masih harus menempuh jarak sekitar 4,5 Km.
team dari tour agent kami sudah mendirikan tenda untuk para rombongan di Ranu Kumbolo dan di Runu Kumbolo saya dan teman2 saya beristirahat karena matahari sudah terbenam. di Ranu Kumbolo Terdapat danau dengan air yang bersih dan memiliki pemandangan yang sangat indah terutama di pagi hari kita saksikan matahari terbit disela-sela bukit. Banyak terdapat ikan, kadang burung belibis liar. Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.400 m dengan luas 14 ha. dari Ranu Kumbolo saya dan para team melanjutkan perjalanan menuju Kali Mati dan sebelum melanjutkan perjalanan saya dan para team menyiapkan air sebanyak mungkin karena persediaan kami dari bawah gunung sudah habis, air dari danau kumbolo masih sangat bersih, oleh karna itu masih baik untuk di minum, Meninggalkan Ranu Kumbolo kita mendaki bukit terjal, dengan pemandangan yang sangat indah dibelakang ke arah danau. setelah meninggalkan danay kumbolo dan melewati bukit, Di depan bukit kita terbentang padang rumput yang luas yang dinamakan oro-oro ombo.
pendakian bukit dan melewati padang rumput Oro-oro Ombo memasuki hutan cerama yang di namai Cemoro Kandang,tepat pada sore hari saya dan para team sampai di Kalimati disini termasuk pos untuk peristirahatan baik Sebelum melanjutkan pendakian menuju puncak Gunung Semeru, saya dan para team pendaki beristirahat di pos ini dan menyalakahan api unggun untuk menghangatkan tubuh yg dingin akibat malam dan embun yg turun dari puncak gunung. dan kami pun berencana untuk bangun tengah malam untuk melanjutkan perjalanan ke puncak gunung semeru untuk melihat matahari terbit di pagi hari dan untuk menghindari wendus gembel.
Di Kalimati banyak terdapat tikus gunung saya dan teman2 saya menyimpan makanan dalam satu tempat yang aman.jam 12 kami bangun untuk sarapan, menyiapkan tenaga dan makanan dan peralatan yg dibutuhkan selama perjalanan , tas gunung kami tinggalkan di tenda karena mengangu perjalanan,sebelum mencapai mahameru saya dan para team terlebih dahulu menuju Arcopodo,kami menuju tempat ini membutuhkan waktu sekitar 3 jam perjalanan karena medan terbilang cukup berat dan berbahaya dan cukup licin karena embun dan hujan kecil yg turun. sesampai di Arcopo kami beristirahat sejenak dan tidak untuk berlama2 dikarenakan tubuh bisa saja beku jika terlalu lama diam karena suhu di malam itu mencapai 4 derajad,
Dari Arcopodo menuju Mahameru biasa nya diperlukan waktu 3-4 jam,tetapi karna saya pemula/ baru pertama kali naik gunung saya memerlukan waktu sekitar 5-6 jam, untuk melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. saya baru menyadari ini tujuan untuk meninggalkan semua barang bawaan di Arcopodo atau di Kalimati. dengan logistis seadanya saya melewati cukup lama karena 5 kali langkah saya berhenti,di karena medan sangat berat mendaki dan berpasir dan mudah merosot dan batu2an dari atas berterbangan akibat di pijak oleh para mendaki dari atas,pada saat itu saya hampir memutuskan untuk turun dan menyerah karena sudah tidak kuat lg dan perjalanan masih sangat jauh. karena support dari para team tour agent dan para teman2 pendaki menyemangati saya dan memberi saya sedikit makanan dan air akhirnya saya meneruskan perjalanan sampai puncak.
tiba di puncak saya sekitar jam 8 saya gagal tiba di puncak pada saat subuh ( jam 5pagi ) dan gagal untuk melihat matahari karena pada jam ini pemandangan dari atas masih sangat bersih tidak tertutup kabut sama sekali.terbit dan pada saat itu kabut menutupi pemandangan. tapi saya tidak memperdulikan itu karena saya bangga pada diri saya sendiri karena bisa menyelesaikan perjalanan sampai puncak dengan usaha saya sendiri. Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4 – 10 derajad Celcius, pada puncak musim kemarau minus 0 derajad Celcius, air mata saya menjadi kristal es akibat suhu yg mencapai titik beku, Cuaca sering berkabut terutama pada siang.